Tuesday, March 8, 2011

10 Cerita Ngeres Yang Kocak

http://obatngantuk.files.wordpress.com/2008/11/otak-ngeres.gif

1. Kuputar tubuhnya menghadap belakang. Lalu kutusuk lubang kecil nan sempit itu, tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat… ”Lagi mau nge-charge HP, eh, ada sms.”

2. Rena mengambil tisu, lalu mengelap lendir bening pacarnya itu. “Gara–gara kamu, sampe keluar gini,” kata sang pacar. “Maaf say, kamu jadi ketularan flu,” ujar Rena.

3. Benda bulat itu dipegang tante Intan, digerakkan naik-turun dengan penuh semangat, otot-ototnya pun menjadi tegang. “Ugh, capeknya angkat barbel.”

4. Cewek : “Uuh… Mas, kamu kok lama banget sih keluarnya? Aku pegel nih… cape.”
Cowok : “Maaf say, tadi dosennya ngasih tugas dulu. Udah lama di sini?”

5. Para tante mengerubungiku, seraya memaksaku mengocoknya lebih cepat, akhirnya keluar juga benda putih itu. “Arisan kali ini yang dapet tante Marni.”

6. Jariku masuk ke dalam lubang yang sempit itu. Kugesek-gesek lalu tiba-tiba jariku terasa basah oleh lendir yang bening. “Gini nih kalo ngupil pas lagi pilek… huh.”

7. Gadis muda itu berjongkok di depanku tanpa mengenakan celana dalam, ia pun menatapku dan berkata, “ Ayah… pipisnya udah.”

8. Setelah lama tawar menawar, harga disepakati. Mawar pun berkata, “Mau pake kondom ga??” Gue, “Boleh, biar ga lecet kan casingnya?”

9. “Beb, rada cepet dong genjotannya, udah mau nyampe nih…” ujar Rani. “Huff… iya beb, aku udah sekuat tenaga genjotnya nih.” Jawab Tomi sambil ngos-ngosan. “Awas ada anak kecil nyebrang!” pekik Rani panik.

10. Mulut Rani kempot saking nafsu mengenyotnya, dan benar saja, tak lama kemudian cairan kental dan manis itu tumpah dalam mulutnya. “Oh, enaknya permen blaster.”


sumber

10 Cerita Ngeres Yang Kocak

http://obatngantuk.files.wordpress.com/2008/11/otak-ngeres.gif

1. Kuputar tubuhnya menghadap belakang. Lalu kutusuk lubang kecil nan sempit itu, tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat… ”Lagi mau nge-charge HP, eh, ada sms.”

2. Rena mengambil tisu, lalu mengelap lendir bening pacarnya itu. “Gara–gara kamu, sampe keluar gini,” kata sang pacar. “Maaf say, kamu jadi ketularan flu,” ujar Rena.

3. Benda bulat itu dipegang tante Intan, digerakkan naik-turun dengan penuh semangat, otot-ototnya pun menjadi tegang. “Ugh, capeknya angkat barbel.”

4. Cewek : “Uuh… Mas, kamu kok lama banget sih keluarnya? Aku pegel nih… cape.”
Cowok : “Maaf say, tadi dosennya ngasih tugas dulu. Udah lama di sini?”

5. Para tante mengerubungiku, seraya memaksaku mengocoknya lebih cepat, akhirnya keluar juga benda putih itu. “Arisan kali ini yang dapet tante Marni.”

6. Jariku masuk ke dalam lubang yang sempit itu. Kugesek-gesek lalu tiba-tiba jariku terasa basah oleh lendir yang bening. “Gini nih kalo ngupil pas lagi pilek… huh.”

7. Gadis muda itu berjongkok di depanku tanpa mengenakan celana dalam, ia pun menatapku dan berkata, “ Ayah… pipisnya udah.”

8. Setelah lama tawar menawar, harga disepakati. Mawar pun berkata, “Mau pake kondom ga??” Gue, “Boleh, biar ga lecet kan casingnya?”

9. “Beb, rada cepet dong genjotannya, udah mau nyampe nih…” ujar Rani. “Huff… iya beb, aku udah sekuat tenaga genjotnya nih.” Jawab Tomi sambil ngos-ngosan. “Awas ada anak kecil nyebrang!” pekik Rani panik.

10. Mulut Rani kempot saking nafsu mengenyotnya, dan benar saja, tak lama kemudian cairan kental dan manis itu tumpah dalam mulutnya. “Oh, enaknya permen blaster.”


sumber

The Beast of Gevaudan, Monster pembunuh dari Gevaudan

Peristiwanya terjadi di Gevaudan, Perancis, pada pertengahan tahun 1700an. Lebih dari 100 penduduk tewas akibat serangan makhluk misterius yang disebut The Beast of Gevaudan. Horor yang menimpa para penduduknya itu masih menjadi misteri yang tidak terpecahkan hingga kini.

Tidak ada yang bisa memastikan jumlah pasti korban serangan makhluk Gevaudan. Namun Dr. Beaufort yang pernah meneliti kasus ini menemukan paling tidak ada 210 serangan yang dihubungkan dengan makhluk ini. Dari antara 210 serangan itu terdapat 49 korban luka. Sedangkan korban tewas mencapai 113 orang. 98 diantaranya tewas dengan kondisi tubuh termutilasi akibat disantap.

Semuanya bermula pada tanggal 1 Juni 1764.

Saat itu, seorang anak perempuan yang baru berusia 14 tahun keluar untuk menggembalakan ternaknya ke sebuah padang rumput dekat Gevaudan di Perancis Selatan. Ia tidak menduga kalau apa yang menimpanya akan menjadi awal dari sebuah misteri yang berlangsung hingga ratusan tahun kemudian.

Ketika sedang memperhatikan ternak-ternaknya, ia melihat ke arah semak-semak yang ada di dekat situ. Gerakan pada semak itu cukup membangkitkan rasa ingin tahunya.

Ia tidak perlu menunggu lama.

Sesaat kemudian, seekor hewan besar seperti anjing keluar dari semak-semak itu dan segera berlari ke arahnya. Walaupun hewan ini memiliki rupa seperti anjing, tubuhnya sangat besar, bahkan hampir menyamai besar seekor kerbau.

Ketika hewan ini hendak menerkamnya, anak perempuan itu menggunakan tongkatnya untuk memukulnya. Namun tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan monster bertubuh besar itu. Untungnya, saat itu ia membawa beberapa ekor anjing untuk keperluan perlindungan. Anjing-anjing ini bereaksi ketika melihat makhluk itu dan segera menyerangnya.

Makhluk itu masih berusaha mendekati anak perempuan itu sebelum akhirnya mundur dan menghilang di kejauhan.


Patung yang didirikan di Gevaudan untuk memperingati
peristiwa
penyerangan pertama


Tidak ada yang pernah melihat makhluk ini sebelumnya. Namun setelah peristiwa di padang rumput itu, ia mulai sering muncul dan menebar teror yang memakan korban jiwa lebih dari 100 orang.

Pada tanggal 30 Juni tahun yang sama, monster itu meminta korban pertamanya. Jeanne Boulet yang juga berusia 14 tahun ditemukan tewas dekat desa Les Hubacs, tidak jauh dari Gevaudan. Anak perempuan malang ini ditemukan dengan dada yang robek dan jantung yang berceceran.

Harian Paris Gazzete yang terbit pada bulan Juni 1764 memuat deskripsi saksi mata yang sempat melihat makhluk itu:

"Makhluk itu lebih tinggi dari serigala pada umumnya. Telapak kakinya dilengkapi dengan kuku. Warna bulunya kemerahan, kepalanya besar sedangkan mulutnya yang dipenuhi gigi-gigi tajam sangat mirip dengan anjing Greyhound. Telinganya kecil dan lurus, dadanya lebar berwarna abu-abu sedangkan punggungnya memiliki alur berwarna hitam."

Makhluk itu juga disebut mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Deskripsi ini tidak sesuai dengan hewan apapun yang dikenal pada saat itu.

Dalam banyak kesempatan, makhluk itu muncul dan menyerang para penduduk. Pada bulan September 1764, korban tewas akibat serangannya telah mencapai satu korban setiap minggu. Setiap korban tewas dengan kondisi mayat yang mengenaskan, umumnya dengan leher robek dan tubuh termutilasi. Pada banyak korban, terlihat jelas tanda bekas disantap.

Pada bulan Oktober, kematian terus berlanjut dengan ditemukannya mayat-mayat yang kebanyakan wanita dan anak-anak di berbagai tempat di desa.

Pada saat itu, berita mengenai makhluk ini telah menyebar luas ke seluruh Perancis. Penduduk desa di sekitar Gevaudan mengalami ketakutan yang luar biasa. Pintu-pintu rumah dikunci dan para penduduk mengurangi aktivitas di luar rumah. Mereka yang terpaksa keluar rumah akan membawa teman dan senjata untuk melindungi diri.

Sebenarnya ada alasan lain mengapa para penduduk desa dicekam ketakutan, yaitu beredarnya rumor yang menyebutkan kalau makhluk buas itu sebenarnya adalah seekor Loup Garou atau Manusia Serigala (Werewolf). Rumor ini berkembang karena dalam beberapa kesempatan makhluk itu terlihat tidak terpengaruh oleh tembakan peluru yang dilepaskan. Salah seorang petani bahkan berhasil menusuknya dengan pisau. Tetapi makhluk itu tidak terluka sama sekali.

Kenyataan ini membuat para penduduk percaya kalau mereka sedang berurusan dengan makhluk supranatural.

Pada Januari 1765, terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya membuat raja Perancis ikut turun tangan.

Saat itu, Jacques Portefaix dan enam orang temannya berjumpa dengan makhluk itu. Namun dengan tetap berkelompok, mereka berhasil melawan dan menghalaunya. Perlawanan yang dilakukan oleh Jacques dan teman-temannya segera menarik perhatian raja Louis XV yang kemudian menghadiahi Jacques dengan 300 livre dan 300 livre lainnya untuk teman-temannya.

Bukan itu saja, raja juga memutuskan untuk mengirim pemburu serigala profesional bernama Jean Charles Marc Antoine Vaumesle d'Enneval dan putranya Jean Francois untuk mencari dan membunuh monster itu.

Selain dua orang itu, paling tidak ada sekitar dua ribu orang lainnya yang turut memburu makhluk ini.

Pada tanggal 17 Februari 1765, d'Enneval dan Francois tiba di Clermont Ferrand. Mereka membawa delapan ekor anjing pemburu yang telah berpengalaman. Namun kedua pemburu ini malah menghabiskan waktu selama berbulan-bulan untuk memburu dan menembak mati serigala-serigala karena mereka percaya kalau hewan-hewan inilah yang telah bertanggung jawab atas serangan-serangan berdarah tersebut.

Akibatnya, korban jiwa terus berjatuhan.

Pada bulan Juni 1765, kesabaran raja mulai habis. Ia mengganti dua pemburu tersebut dengan Francois Antoine yang sebelumnya bertugas sebagai pembawa senjata raja.

Pada tanggal 21 September 1765, Antoine berhasil membunuh seekor serigala besar yang memiliki tinggi 80 cm dengan panjang hingga 1,7 meter. Serigala ini dijuluki Le Loup de Chazes.


Ilustrasi: Serigala yang ditangkap oleh Antoine


Mengenai hewan ini, Antoine berkata:

"Kami belum pernah melihat serigala dengan ukuran tubuh sebesar ini. Karena itu kami menyimpulkan kalau makhluk ini adalah makhluk yang telah melakukan serangan-serangan terhadap penduduk desa."

Bangkai serigala itu dibawa ke Versailles. Antoine dielu-elukan sebagai pahlawan dan menerima banyak uang sebagai hadiah.

Namun serangan berdarah ternyata belum berakhir. Ini mengindikasikan kalau Antoine telah membunuh monster yang salah!

Pada tanggal 2 Desember 1765, makhluk itu terlihat di La Besseyre Saint Mary dan menyerang dua orang anak.

Pada bulan-bulan berikutnya korban terus berjatuhan.

Pada tahun 1767 serangan-serangan tersebut tiba-tiba saja berhenti dan banyak yang percaya kalau Beast of Gevaudan telah mati.

Sayangnya kisah ini berakhir dengan abu-abu.

Para sejarawan memiliki banyak teori yang berbeda mengenai berakhirnya serangan itu. Namun legenda yang paling populer menyebutkan kalau monster itu dibunuh oleh seorang penduduk lokal bernama Jean Chastel pada tanggal 19 Juni 1767.

Menurut cerita, suatu hari, Chastel yang saat itu ikut memburu makhluk itu bersama rekan-rekannya lainnya, duduk di sebuah tempat dan memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan mengenai seluruh masalah ini. Setelah itu ia mengeluarkan Alkitabnya dan mulai membaca. Baru saja ia membaca beberapa paragraf, tiba-tiba Beast of Gevaudan muncul di hadapannya.

Chastel segera membidikkan senapannya dan membunuh makhluk itu.

Legenda Chastel kemudian diambil oleh banyak penulis dan dimodifikasi sehingga lebih berbau dongeng ketimbang fakta. Misalnya, salah seorang penulis menceritakan kalau Beast of Gevaudan sesungguhnya adalah benar-benar seekor werewolf dan Chastel sendiri adalah ayahnya. Karena itulah ia berhasil membunuhnya dan mengubur bangkainya di suatu tempat.

Penulis lain menyebutkan kalau Chastel bisa membunuhnya karena menggunakan peluru perak.

Jadi
kita mendapatkan sebuah kisah yang bercampur aduk antara fakta dengan imajinasi.

Lalu pertanyaannya adalah, makhluk apakah Beast of Gevaudan itu sebenarnya?

Mengenai identitasnya, ada berbagai pendapat yang dikemukakan. Teori yang paling populer adalah teori werewolf atau manusia serigala. Seperti yang sudah saya singgung di atas, anggapan ini muncul karena kemampuannya yang kebal peluru atau tusukan. Selain itu, ukuran tubuhnya yang luar biasa tidak cocok dengan karakteristik hewan manapun.

Tetapi teori ini tidak memiliki bukti yang memadai untuk mengkonfirmasinya.

Richard H.Thompson, penulis buku "Wolf hunting in France in the reign of Louis XV: The beast of Gevaudan", percaya kalau makhluk itu sesungguhnya adalah sejenis serigala besar.

Walaupun serigala liar cenderung menghindari manusia, namun beberapa ahli beranggapan kalau serigala pada abad-abad lampau lebih agresif. Serigala yang cenderung pemalu pada masa modern ini sesungguhnya adalah hasil dari seleksi alam.

Pandangan ini juga didasarkan pada fakta kalau korban tewas akibat serangan serigala pada masa modern ini pada umumnya adalah anak-anak. Jika ada orang dewasa yang menjadi korban, maka umumnya adalah wanita.

Tetapi teori ini gagal menjelaskan karakteristik dan rupa makhluk ini yang sama sekali tidak terlihat seperti serigala.

Teori lain menyebutkan kalau makhluk itu adalah hasil perkawinan silang antara seekor anjing dengan serigala liar. Ini ditunjukkan dengan ukuran tubuh dan warna bulunya yang tidak biasa. Spekulasi ini didukung oleh naturalis bernama Michel Louis yang menulis buku berjudul "The Beast of Gevaudan: The Innocence of Wolves".

Menurut Louis, sebagian penduduk desa mengaku pernah melihat Jean Chastel bersama seekor anjing mastiff besar berwarna merah. Ia percaya kalau anjing itu adalah Beast of Gevaudan yang sesungguhnya. Louis juga percaya kalau kemampuan anjing itu untuk menahan peluru mungkin karena ia dikenakan pakaian dari kulit babi hutan yang juga menjelaskan warna bulunya yang aneh.

Dengan kata lain, Louis percaya kalau makhluk itu adalah peliharaan Chastel sendiri.

Selain teori-teori itu, beberapa Cryptozoologyst percaya kalau makhluk itu mungkin adalah keturunan sejenis hewan purba Mesonychid yang dengan suatu cara berhasil bertahan hidup di masa modern ini.

Tetapi, sama seperti teori lainnya, tidak ada argumen pendukung yang cukup kuat untuk meneguhkan teori ini.

Teori lain muncul pada Oktober 2009 ketika History Channel menayangkan sebuah film dokumenter yang berjudul The Real Wolfman. Pada tayangan itu, Beast of Gevaudan disebut sebagai Hyena Asia yang sudah punah di Eropa. Namun, tidak semua sependapat dengan pandangan ini karena Hyena hanya memiliki 34 gigi. Sedangkan berdasarkan hasil otopsi mayat korban, Beast of Gevaudan memiliki 42 gigi.

Jadi, tidak ada kesimpulan yang pasti dan kita masih menebak-nebak identitas monster itu. Namun, yang pasti, tidak ada yang bisa membantah kalau pada tahun 1764 di Perancis, lebih dari 100 orang tewas mengenaskan akibat serangan binatang buas yang misterius.

sumber

The Beast of Gevaudan, Monster pembunuh dari Gevaudan

Peristiwanya terjadi di Gevaudan, Perancis, pada pertengahan tahun 1700an. Lebih dari 100 penduduk tewas akibat serangan makhluk misterius yang disebut The Beast of Gevaudan. Horor yang menimpa para penduduknya itu masih menjadi misteri yang tidak terpecahkan hingga kini.

Tidak ada yang bisa memastikan jumlah pasti korban serangan makhluk Gevaudan. Namun Dr. Beaufort yang pernah meneliti kasus ini menemukan paling tidak ada 210 serangan yang dihubungkan dengan makhluk ini. Dari antara 210 serangan itu terdapat 49 korban luka. Sedangkan korban tewas mencapai 113 orang. 98 diantaranya tewas dengan kondisi tubuh termutilasi akibat disantap.

Semuanya bermula pada tanggal 1 Juni 1764.

Saat itu, seorang anak perempuan yang baru berusia 14 tahun keluar untuk menggembalakan ternaknya ke sebuah padang rumput dekat Gevaudan di Perancis Selatan. Ia tidak menduga kalau apa yang menimpanya akan menjadi awal dari sebuah misteri yang berlangsung hingga ratusan tahun kemudian.

Ketika sedang memperhatikan ternak-ternaknya, ia melihat ke arah semak-semak yang ada di dekat situ. Gerakan pada semak itu cukup membangkitkan rasa ingin tahunya.

Ia tidak perlu menunggu lama.

Sesaat kemudian, seekor hewan besar seperti anjing keluar dari semak-semak itu dan segera berlari ke arahnya. Walaupun hewan ini memiliki rupa seperti anjing, tubuhnya sangat besar, bahkan hampir menyamai besar seekor kerbau.

Ketika hewan ini hendak menerkamnya, anak perempuan itu menggunakan tongkatnya untuk memukulnya. Namun tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan monster bertubuh besar itu. Untungnya, saat itu ia membawa beberapa ekor anjing untuk keperluan perlindungan. Anjing-anjing ini bereaksi ketika melihat makhluk itu dan segera menyerangnya.

Makhluk itu masih berusaha mendekati anak perempuan itu sebelum akhirnya mundur dan menghilang di kejauhan.


Patung yang didirikan di Gevaudan untuk memperingati
peristiwa
penyerangan pertama


Tidak ada yang pernah melihat makhluk ini sebelumnya. Namun setelah peristiwa di padang rumput itu, ia mulai sering muncul dan menebar teror yang memakan korban jiwa lebih dari 100 orang.

Pada tanggal 30 Juni tahun yang sama, monster itu meminta korban pertamanya. Jeanne Boulet yang juga berusia 14 tahun ditemukan tewas dekat desa Les Hubacs, tidak jauh dari Gevaudan. Anak perempuan malang ini ditemukan dengan dada yang robek dan jantung yang berceceran.

Harian Paris Gazzete yang terbit pada bulan Juni 1764 memuat deskripsi saksi mata yang sempat melihat makhluk itu:

"Makhluk itu lebih tinggi dari serigala pada umumnya. Telapak kakinya dilengkapi dengan kuku. Warna bulunya kemerahan, kepalanya besar sedangkan mulutnya yang dipenuhi gigi-gigi tajam sangat mirip dengan anjing Greyhound. Telinganya kecil dan lurus, dadanya lebar berwarna abu-abu sedangkan punggungnya memiliki alur berwarna hitam."

Makhluk itu juga disebut mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Deskripsi ini tidak sesuai dengan hewan apapun yang dikenal pada saat itu.

Dalam banyak kesempatan, makhluk itu muncul dan menyerang para penduduk. Pada bulan September 1764, korban tewas akibat serangannya telah mencapai satu korban setiap minggu. Setiap korban tewas dengan kondisi mayat yang mengenaskan, umumnya dengan leher robek dan tubuh termutilasi. Pada banyak korban, terlihat jelas tanda bekas disantap.

Pada bulan Oktober, kematian terus berlanjut dengan ditemukannya mayat-mayat yang kebanyakan wanita dan anak-anak di berbagai tempat di desa.

Pada saat itu, berita mengenai makhluk ini telah menyebar luas ke seluruh Perancis. Penduduk desa di sekitar Gevaudan mengalami ketakutan yang luar biasa. Pintu-pintu rumah dikunci dan para penduduk mengurangi aktivitas di luar rumah. Mereka yang terpaksa keluar rumah akan membawa teman dan senjata untuk melindungi diri.

Sebenarnya ada alasan lain mengapa para penduduk desa dicekam ketakutan, yaitu beredarnya rumor yang menyebutkan kalau makhluk buas itu sebenarnya adalah seekor Loup Garou atau Manusia Serigala (Werewolf). Rumor ini berkembang karena dalam beberapa kesempatan makhluk itu terlihat tidak terpengaruh oleh tembakan peluru yang dilepaskan. Salah seorang petani bahkan berhasil menusuknya dengan pisau. Tetapi makhluk itu tidak terluka sama sekali.

Kenyataan ini membuat para penduduk percaya kalau mereka sedang berurusan dengan makhluk supranatural.

Pada Januari 1765, terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya membuat raja Perancis ikut turun tangan.

Saat itu, Jacques Portefaix dan enam orang temannya berjumpa dengan makhluk itu. Namun dengan tetap berkelompok, mereka berhasil melawan dan menghalaunya. Perlawanan yang dilakukan oleh Jacques dan teman-temannya segera menarik perhatian raja Louis XV yang kemudian menghadiahi Jacques dengan 300 livre dan 300 livre lainnya untuk teman-temannya.

Bukan itu saja, raja juga memutuskan untuk mengirim pemburu serigala profesional bernama Jean Charles Marc Antoine Vaumesle d'Enneval dan putranya Jean Francois untuk mencari dan membunuh monster itu.

Selain dua orang itu, paling tidak ada sekitar dua ribu orang lainnya yang turut memburu makhluk ini.

Pada tanggal 17 Februari 1765, d'Enneval dan Francois tiba di Clermont Ferrand. Mereka membawa delapan ekor anjing pemburu yang telah berpengalaman. Namun kedua pemburu ini malah menghabiskan waktu selama berbulan-bulan untuk memburu dan menembak mati serigala-serigala karena mereka percaya kalau hewan-hewan inilah yang telah bertanggung jawab atas serangan-serangan berdarah tersebut.

Akibatnya, korban jiwa terus berjatuhan.

Pada bulan Juni 1765, kesabaran raja mulai habis. Ia mengganti dua pemburu tersebut dengan Francois Antoine yang sebelumnya bertugas sebagai pembawa senjata raja.

Pada tanggal 21 September 1765, Antoine berhasil membunuh seekor serigala besar yang memiliki tinggi 80 cm dengan panjang hingga 1,7 meter. Serigala ini dijuluki Le Loup de Chazes.


Ilustrasi: Serigala yang ditangkap oleh Antoine


Mengenai hewan ini, Antoine berkata:

"Kami belum pernah melihat serigala dengan ukuran tubuh sebesar ini. Karena itu kami menyimpulkan kalau makhluk ini adalah makhluk yang telah melakukan serangan-serangan terhadap penduduk desa."

Bangkai serigala itu dibawa ke Versailles. Antoine dielu-elukan sebagai pahlawan dan menerima banyak uang sebagai hadiah.

Namun serangan berdarah ternyata belum berakhir. Ini mengindikasikan kalau Antoine telah membunuh monster yang salah!

Pada tanggal 2 Desember 1765, makhluk itu terlihat di La Besseyre Saint Mary dan menyerang dua orang anak.

Pada bulan-bulan berikutnya korban terus berjatuhan.

Pada tahun 1767 serangan-serangan tersebut tiba-tiba saja berhenti dan banyak yang percaya kalau Beast of Gevaudan telah mati.

Sayangnya kisah ini berakhir dengan abu-abu.

Para sejarawan memiliki banyak teori yang berbeda mengenai berakhirnya serangan itu. Namun legenda yang paling populer menyebutkan kalau monster itu dibunuh oleh seorang penduduk lokal bernama Jean Chastel pada tanggal 19 Juni 1767.

Menurut cerita, suatu hari, Chastel yang saat itu ikut memburu makhluk itu bersama rekan-rekannya lainnya, duduk di sebuah tempat dan memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan mengenai seluruh masalah ini. Setelah itu ia mengeluarkan Alkitabnya dan mulai membaca. Baru saja ia membaca beberapa paragraf, tiba-tiba Beast of Gevaudan muncul di hadapannya.

Chastel segera membidikkan senapannya dan membunuh makhluk itu.

Legenda Chastel kemudian diambil oleh banyak penulis dan dimodifikasi sehingga lebih berbau dongeng ketimbang fakta. Misalnya, salah seorang penulis menceritakan kalau Beast of Gevaudan sesungguhnya adalah benar-benar seekor werewolf dan Chastel sendiri adalah ayahnya. Karena itulah ia berhasil membunuhnya dan mengubur bangkainya di suatu tempat.

Penulis lain menyebutkan kalau Chastel bisa membunuhnya karena menggunakan peluru perak.

Jadi
kita mendapatkan sebuah kisah yang bercampur aduk antara fakta dengan imajinasi.

Lalu pertanyaannya adalah, makhluk apakah Beast of Gevaudan itu sebenarnya?

Mengenai identitasnya, ada berbagai pendapat yang dikemukakan. Teori yang paling populer adalah teori werewolf atau manusia serigala. Seperti yang sudah saya singgung di atas, anggapan ini muncul karena kemampuannya yang kebal peluru atau tusukan. Selain itu, ukuran tubuhnya yang luar biasa tidak cocok dengan karakteristik hewan manapun.

Tetapi teori ini tidak memiliki bukti yang memadai untuk mengkonfirmasinya.

Richard H.Thompson, penulis buku "Wolf hunting in France in the reign of Louis XV: The beast of Gevaudan", percaya kalau makhluk itu sesungguhnya adalah sejenis serigala besar.

Walaupun serigala liar cenderung menghindari manusia, namun beberapa ahli beranggapan kalau serigala pada abad-abad lampau lebih agresif. Serigala yang cenderung pemalu pada masa modern ini sesungguhnya adalah hasil dari seleksi alam.

Pandangan ini juga didasarkan pada fakta kalau korban tewas akibat serangan serigala pada masa modern ini pada umumnya adalah anak-anak. Jika ada orang dewasa yang menjadi korban, maka umumnya adalah wanita.

Tetapi teori ini gagal menjelaskan karakteristik dan rupa makhluk ini yang sama sekali tidak terlihat seperti serigala.

Teori lain menyebutkan kalau makhluk itu adalah hasil perkawinan silang antara seekor anjing dengan serigala liar. Ini ditunjukkan dengan ukuran tubuh dan warna bulunya yang tidak biasa. Spekulasi ini didukung oleh naturalis bernama Michel Louis yang menulis buku berjudul "The Beast of Gevaudan: The Innocence of Wolves".

Menurut Louis, sebagian penduduk desa mengaku pernah melihat Jean Chastel bersama seekor anjing mastiff besar berwarna merah. Ia percaya kalau anjing itu adalah Beast of Gevaudan yang sesungguhnya. Louis juga percaya kalau kemampuan anjing itu untuk menahan peluru mungkin karena ia dikenakan pakaian dari kulit babi hutan yang juga menjelaskan warna bulunya yang aneh.

Dengan kata lain, Louis percaya kalau makhluk itu adalah peliharaan Chastel sendiri.

Selain teori-teori itu, beberapa Cryptozoologyst percaya kalau makhluk itu mungkin adalah keturunan sejenis hewan purba Mesonychid yang dengan suatu cara berhasil bertahan hidup di masa modern ini.

Tetapi, sama seperti teori lainnya, tidak ada argumen pendukung yang cukup kuat untuk meneguhkan teori ini.

Teori lain muncul pada Oktober 2009 ketika History Channel menayangkan sebuah film dokumenter yang berjudul The Real Wolfman. Pada tayangan itu, Beast of Gevaudan disebut sebagai Hyena Asia yang sudah punah di Eropa. Namun, tidak semua sependapat dengan pandangan ini karena Hyena hanya memiliki 34 gigi. Sedangkan berdasarkan hasil otopsi mayat korban, Beast of Gevaudan memiliki 42 gigi.

Jadi, tidak ada kesimpulan yang pasti dan kita masih menebak-nebak identitas monster itu. Namun, yang pasti, tidak ada yang bisa membantah kalau pada tahun 1764 di Perancis, lebih dari 100 orang tewas mengenaskan akibat serangan binatang buas yang misterius.

sumber

Heboh Foto Cewek telanjang di UK petra Surabaya



Universitas Kristen (UK) Petra merahasiakan identitas perempuan yang telanjang bulat. Saat ini, perempuan yang fotonya sudah beredar luas tersebut sudah ditangani pusat konseling.

"Kami belum bisa memberi statement soal hal itu. Identitas yang bersangkutan belum bisa kami informasikan. Karena yang bersangkutan sedang ditangani oleh pusat konseling," terang Humas UK Petra, Ajeng Dyah Puspitasari melalui SMS.

Sebelumnya dikabarkan bahwa perempuan tersebut berinisial FDS, seorang mahasiswi di salah satu jurusan di kampus yang ada di kawasan Siwalankerto. Kabar itu beredar melalui pesan berantai yang salah satunya diterima oleh seorang alumni.

Banyak versi yang beredar melalui pesan berantai. Versi pertama, perempuan tersebut adalah korban pemerkosaan yang berhasil meloloskan diri.

Versi kedua menurut mahasiswi setempat, perempuan itu melepas bajunya di area parkir taksi dekat gedung W.

Sementara versi yang lain yang juga dari pesan berantai karena stres setelah tidak sanggup mengerjakan tugas serta stres karena memergoki pacarnya bermesraan dengan mahasiswi di kampus. Namun kabar dari pesan berantai itu belum bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.

Foto perempuan itu membuat geger setelah beredar melalui BlackBerry Messenger (BBM). Ada dua foto yang beredar. Perempuan yang berpostur tinggi itu terkesan hendak masuk ke kampus, namun dihadang oleh petugas keamanan.

Yang pertama si perempuan yang dihadang satpam membelakangi kamera dan latar belakang kampus Petra terlihat. Sang pemotret perempuan telanjang itu mengabadikan kejadian dari balik jendela mobil.

Di foto kedua, si perempuan bugil itu digelandang keluar dari kampus. Sehingga bagian -maaf- alat vitalnya terlihat siapapun yang saat itu sedang melintas di depan kampus.

sumber

Heboh Foto Cewek telanjang di UK petra Surabaya



Universitas Kristen (UK) Petra merahasiakan identitas perempuan yang telanjang bulat. Saat ini, perempuan yang fotonya sudah beredar luas tersebut sudah ditangani pusat konseling.

"Kami belum bisa memberi statement soal hal itu. Identitas yang bersangkutan belum bisa kami informasikan. Karena yang bersangkutan sedang ditangani oleh pusat konseling," terang Humas UK Petra, Ajeng Dyah Puspitasari melalui SMS.

Sebelumnya dikabarkan bahwa perempuan tersebut berinisial FDS, seorang mahasiswi di salah satu jurusan di kampus yang ada di kawasan Siwalankerto. Kabar itu beredar melalui pesan berantai yang salah satunya diterima oleh seorang alumni.

Banyak versi yang beredar melalui pesan berantai. Versi pertama, perempuan tersebut adalah korban pemerkosaan yang berhasil meloloskan diri.

Versi kedua menurut mahasiswi setempat, perempuan itu melepas bajunya di area parkir taksi dekat gedung W.

Sementara versi yang lain yang juga dari pesan berantai karena stres setelah tidak sanggup mengerjakan tugas serta stres karena memergoki pacarnya bermesraan dengan mahasiswi di kampus. Namun kabar dari pesan berantai itu belum bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.

Foto perempuan itu membuat geger setelah beredar melalui BlackBerry Messenger (BBM). Ada dua foto yang beredar. Perempuan yang berpostur tinggi itu terkesan hendak masuk ke kampus, namun dihadang oleh petugas keamanan.

Yang pertama si perempuan yang dihadang satpam membelakangi kamera dan latar belakang kampus Petra terlihat. Sang pemotret perempuan telanjang itu mengabadikan kejadian dari balik jendela mobil.

Di foto kedua, si perempuan bugil itu digelandang keluar dari kampus. Sehingga bagian -maaf- alat vitalnya terlihat siapapun yang saat itu sedang melintas di depan kampus.

sumber

Wajah Perempuan Berusia 700 Tahun







Tahu bagaimana wajah perempuan Cina yang berumur 700 tahun? Coba tengok foto di atas. Inilah temuan mumi terbaru di Cina, yang secara kebetulan terungkap ketika pekerja sedang membangun jalan di Cina bagian Timur baru baru ini.

Yang luar biasa adalah kondisi tubuh si mumi masih sangat bagus. Diperkirakan, perempuan ini adalah pejabat tinggi semasa Dinasi Ming (1368-1644). Ia ditemukan di kota Taizhou, Provinsi Jiangsu. Arkeolog Cina terkejut dengan bagaimana bagusnya kondisi kulit, ramput, alis, dan wajah si perempuan. Seakan-akan perempuan ini baru meninggal beberapa tahun lalu. Ia mengenakan pakaian dari sutera yang masih terawat.

Mumi ditemukan di dalam kota kayu di kedalaman dua meter dari permukaan tanah. Apa yang ia kenakan dan bagaimana kondisi dirinya memperlihatkan bagaimana kehidupan masa lalu Cina. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, bisa disebutkan kondisi mumi ini sangat lengkap dan baik.

sumber

Wajah Perempuan Berusia 700 Tahun







Tahu bagaimana wajah perempuan Cina yang berumur 700 tahun? Coba tengok foto di atas. Inilah temuan mumi terbaru di Cina, yang secara kebetulan terungkap ketika pekerja sedang membangun jalan di Cina bagian Timur baru baru ini.

Yang luar biasa adalah kondisi tubuh si mumi masih sangat bagus. Diperkirakan, perempuan ini adalah pejabat tinggi semasa Dinasi Ming (1368-1644). Ia ditemukan di kota Taizhou, Provinsi Jiangsu. Arkeolog Cina terkejut dengan bagaimana bagusnya kondisi kulit, ramput, alis, dan wajah si perempuan. Seakan-akan perempuan ini baru meninggal beberapa tahun lalu. Ia mengenakan pakaian dari sutera yang masih terawat.

Mumi ditemukan di dalam kota kayu di kedalaman dua meter dari permukaan tanah. Apa yang ia kenakan dan bagaimana kondisi dirinya memperlihatkan bagaimana kehidupan masa lalu Cina. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, bisa disebutkan kondisi mumi ini sangat lengkap dan baik.

sumber

38-Meter High Dive Goes Wrong

Constable Velumurugan of the Tamil Nadu State Police gives a whole new meaning to the words ‘pain dive’.

38-Meter High Dive Goes Wrong

Constable Velumurugan of the Tamil Nadu State Police gives a whole new meaning to the words ‘pain dive’.

Creative Tear-Off Ads

Usually Tear-off advertisement is just a plain white paper with tear offs of contact information. While in our today’s collection, we try to show you some creative and inspiring designs. Those tear-off pieces in those designs are quite good combined with the product/service they want to promote and encourage the interaction between ads and people.






















Source: boredpanda

Creative Tear-Off Ads

Usually Tear-off advertisement is just a plain white paper with tear offs of contact information. While in our today’s collection, we try to show you some creative and inspiring designs. Those tear-off pieces in those designs are quite good combined with the product/service they want to promote and encourage the interaction between ads and people.






















Source: boredpanda

MacDonald's Balancing Sasuke Toy

Sasuke is a weird little meme with a great kernel. This McDonald's Happy Meal toy, based on the Sasuke Uchiha character from the Japanese anime show Naruto and issued in Japan and Taiwan, is surprisingly easy to balance large objects on. This ability has landed him in loads of forum pictures and on Taiwanese TV.

Maybe it's the deceptively long surface area of the top of Sasuke's hair, forming a steady triangle without looking like a flat surface. The little plastic Sasuke can apparently balance coins, computers, other toys, handguns, rice cookers and the front wheel of a motorbike on its head or even upside down.








































Source: jorsindo
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...